Kamis, 18 Agustus 2011

Meneladani Perjuangan Nabi Muhammad

Banyak aspek dan penjabaran dari prinsip rahmatan lil alamin yang dapat diteladani serta dipraktikkan oleh umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya tercantum pada ayat 29 QS: Al Fath. “Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya, keras terhadap kaum kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, mereka ruku’ dan sujud, mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada wajah mereta dari bekas sujud’. Pada ayat ini ada lima poin penting yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, yakni : 
  1. Ketegasan terhadap kaum kafir, yaiitu orang atau sekelompok orang yang menuebarkan kebencian kepada kaum beriman, dalam bentuk lahiriah, seperti mengganggu, menghlangi, dan memerangi langkah-langkah umat Islam. Selama 10 tahun periode dakwah di Madinah, Nabi Muhammad harus berperang sebanyak 27 kali karena diganggu secara lahriah. Secara batiniah gangguan juga muncul dalam bentuk pemikiran dan kebudayaan yang menjauhkan umat Islam dari ajaran Allah. 
  2. Saling mengasihi dengan sesama Muslim. Menjalin kerjasama erat, membina kekohan ukhuwah, ibarat satu tubuh yang harmonis, seia sekata dalam suka dan derita dan tolong menolong di dalam kebajikan dan ketakwaan. 
  3. Ruku' dan Sujud. Tunduk dan patuh melalui kepemimpinan yang jujur dalam membimbing umat, keluarga, dan dalam menjalankan roda kehidupan sehari-hari. Ruku dan sujud bukan hanya saat salat, tetapi tercermin pada kegiatan sosial. 
  4. Mencari karunia Alah dan keridhoan-Nya dalam setiap gerak dan lagkah, dalam berpikir, dan bertindak. Semua gerak dan langkah tidak terlepas dari hukum Allah serta petunjuk Rasulullah. Aturan yang sekiranya menjauhkan dari keridhoan Allah sedapat mungkin disingkirkan.
  5. Menampakkan tanda-tanda sujud. Bukan hanya garis atau bulatan hitam di dahi, melainkan langkah dan perbuatan benar-benar menunjukkan wujud kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT.
Di bulan yang penuh berkah ini mari kita gunakan untuk melakukan interospeksi diri, apakah lima point keteladanan Nabi Muhammad sduah dilaksanakan atau belum. Sudahkah kita tegas terhadap siapa saja yang menghalangi pelaksanaan hukum Islam sebagai rahmatan lil alamin? Ikut terjun melawan hawa nafsu atau malah sebaliknya kita mudah terbujuk oleh ajakan untuk menolak ajaran Allah? Selain itu, apakah kita juga mampu mempertahankan ukhuwah Islamiyah, atau malah sebaliknya suka memusuhi sesama umat Islam, dengan berbagai alasan? Jangan sampai kita malah lebih banyak bergaul dengan musuh-musuh Islam? Mengecam keunggulan dan kejayaan umat Islam agar runtuh dan hancur, seringkali tidak sengaja dilakukan.. Hal ini harus menjadi introspeksi pada bulan Ramadhan ini. Tentu saja pertanyaan juga diarahkan kepada kita, apakah sudah ruku dan sujud dengan aturan Allah dalam kehidupan sehari-hari. Sejauh mana kepatuhan kita terhadap aturan Allah. Jangan-jangan kita malah lebih patuh pada aturan kelompok, negara atau para pejabat yang belum tentu sejalan dengan aturan Allah. Sudahkah kita mampu menunjukkan tanda-tanda sujud kita di dalam kehidupan sehari-hari. Salat mencegah kerusakan dan kemungkaran akhlak dan akidah. Atau malah kita terjerembab ke dalam kubangan kemaksiatan, walaupun sholat kita dilakukan dengan baik, dan ditunjukkan dengan bercak hitan di dahi. Demikian pula apakah puasa yang kita lakukan juga memberikan pengaruh pada kemurahan dan kedermawanan? Atau malah hanya membawa kita kepada ujub, riya, dan takabur? Demikian pula ibadah haji yang dilakukan, sudahkah mengubah perilaku sehari-hari dan membawa pada keteguhan tauhid Islam? Beberapa hal di atas sudah sepantasnya menjadi bahan renungan pada Ramadhan kali ini. Jangan hanya melakukan upacara tanpa makna, sehingga apa yang dilakukan hanya sebatas fisik, tanpa membawa perubahan dalam pola pikir dan bertindak. Mari kita lakukan introspeksi dan meneguhkan semangat untuk memperbaiki keimanan dan ketakwaan kita kepada ajaran Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari http://kampungtki.com/